Lebih Baik Diam Atau Membaca Shalawat Saat Nama Nabi Disebut Ketika Khutbah?
BincangSyariah.Com – Ketika kita mendengar nama Nabi Saw disebut dalam khutbah, apakah lebih baik diam atau membaca shalawat kepada Nabi Saw?
Ketika khatib sedang khutbah, kita dituntut untuk menyimaknya dengan penuh kekhusyukan dan kita dilarang melakukan perbuatan yang memalingkan perhatian kita dari khutbah yang disampaikan khatib. Kita dituntuk untuk diam tanpa boleh berbicara sepatah kata pun saat mendengarkan khatib menyampaikan khutbah.
Meski demikian, menurut para ulama, jika kita mendengar nama Nabi Saw disebut oleh khatib saat khutbah, maka lebih kita membaca shalawat kepada Nabi Saw dibanding diam. Bahkan sebagian ulama mewajibkan membaca shalawat kepada Nabi Saw ketika namanya disebut oleh khatib saat khutbah.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Habib Abdurrahman dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin berikut;
ينبغي لسامع الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم أو الترضي عن الصحابة حال الخطبة أن يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم وأن يترضى عنهم فهو أفضل من الانصات وقد أوجب جمع الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم كلما ذكر .
Selayaknya bagi orang yang mendengar nama Nabi Saw dan sahabat untuk membaca shalawat kepada Nabi Saw dan membaca ‘rodhiyallahu’ kepada para sahabat. Ia lebih baik daripada diam. Bahkan sebagian ulama telah mewajibkan membaca shalawat kepada Nabi Saw setiap kali nama beliau disebut.
Dalam kitab Fathul Mu’in, Syaikh Zainudin Al-Malibari juga menyebutkan bahwa sunnah membaca shalawat kepada Nabi Saw setiap kali nama beliau disebut oleh khatib. Ini menunjukkan bahwa membaca shalawat kepada Nabi Saw lebih baik daripada diam. Beliau berkata;
ويسن تشميت العاطس والرد عليه ورفع الصوت من غير مبالغة بالصلاة والسلام عليه صلى الله عليه وسلم عند ذكر الخطيب اسمه أو وصفه صلى الله عليه وسلم
Disunnahkan bagi orang yang bersin membaca hamdalah dan menjawab atasnya. Juga disunnahkan mengangkat suara saat membaca shalawat dan salam atas Nabi Saw ketika khatib menyebut nama dan sifat Nabi Saw.
Sumber : bincangsyariah.com
BincangSyariah.Com – Ketika kita mendengar nama Nabi Saw disebut dalam khutbah, apakah lebih baik diam atau membaca shalawat kepada Nabi Saw?
Ketika khatib sedang khutbah, kita dituntut untuk menyimaknya dengan penuh kekhusyukan dan kita dilarang melakukan perbuatan yang memalingkan perhatian kita dari khutbah yang disampaikan khatib. Kita dituntuk untuk diam tanpa boleh berbicara sepatah kata pun saat mendengarkan khatib menyampaikan khutbah.
Meski demikian, menurut para ulama, jika kita mendengar nama Nabi Saw disebut oleh khatib saat khutbah, maka lebih kita membaca shalawat kepada Nabi Saw dibanding diam. Bahkan sebagian ulama mewajibkan membaca shalawat kepada Nabi Saw ketika namanya disebut oleh khatib saat khutbah.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Habib Abdurrahman dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin berikut;
ينبغي لسامع الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم أو الترضي عن الصحابة حال الخطبة أن يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم وأن يترضى عنهم فهو أفضل من الانصات وقد أوجب جمع الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم كلما ذكر .
Selayaknya bagi orang yang mendengar nama Nabi Saw dan sahabat untuk membaca shalawat kepada Nabi Saw dan membaca ‘rodhiyallahu’ kepada para sahabat. Ia lebih baik daripada diam. Bahkan sebagian ulama telah mewajibkan membaca shalawat kepada Nabi Saw setiap kali nama beliau disebut.
Dalam kitab Fathul Mu’in, Syaikh Zainudin Al-Malibari juga menyebutkan bahwa sunnah membaca shalawat kepada Nabi Saw setiap kali nama beliau disebut oleh khatib. Ini menunjukkan bahwa membaca shalawat kepada Nabi Saw lebih baik daripada diam. Beliau berkata;
ويسن تشميت العاطس والرد عليه ورفع الصوت من غير مبالغة بالصلاة والسلام عليه صلى الله عليه وسلم عند ذكر الخطيب اسمه أو وصفه صلى الله عليه وسلم
Disunnahkan bagi orang yang bersin membaca hamdalah dan menjawab atasnya. Juga disunnahkan mengangkat suara saat membaca shalawat dan salam atas Nabi Saw ketika khatib menyebut nama dan sifat Nabi Saw.
Sumber : bincangsyariah.com