Apakah Ruh Akan Kembali ke Tubuh Saat Pertanyaan Kubur?
Saat malaikat memberi pertanyaan kubur, apakah ruh kembali masuk ke jasad?
Kedatangan malaikat Izrail untuk mencabut nyawa (ruh) merupakan simbol kematian. Tak heran hampir kebanyakan orang mengimajinasikan Malaikat Izrail sebagai malaikat yang ‘menyeramkan’, sebab kebanyakan orang takut mengalami kematian (terbukti dengan doa yang dipanjatkan adalah meminta diberi umur yang panjang).
Manusia akan mengalami kematian saat ruh terpisah dari jasad/badan melalui cabutan malaikat Izrail atas perintah Allah. Lalu, jika ruh telah terpisah dari tubuh, maka apakah ruh akan kembali ke badan ketika malaikat Munkar dan Nakir memberikan ‘pertanyaan kubur’?
Ada dua pendapat mengenai pertanyaan ini. Pendapat pertama menyatakan bahwa ruh tidak mungkin kembali ke tubuh (jasad) sebelum hari kiamat. Pendapat ini disampaikan oleh Abu Muhammad bin Hazm (seorang Ulama’ dari Spanyol dan masyhur dengan sebutan Ibn Hazm) di dalam Kitab al-Milal wa an-Nahl. Dalil yang dipegang oleh Muhammad bin Hazm adalah ketiadaan mayat yang bisa hidup di dalam kubur.
Pendapat pertama tersebut ditentang oleh pendapat kedua yang menyatakan bahwa ruh kembali tubuh (jasad) untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Pendapat ini dipegang oleh Ahlus Sunnah dengan dalil hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Abu ‘Awanah al-Isfiroiny dalam kitab sahihnya sekaligus hadis ini disahihkan oleh Imam Hakim:
Dari Barra’ bin ‘Azib, diceritakan bahwa suatu hari Barro’ mengantarkan jenazah Sahabat Nabi Muhammad di pekuburan Baqi’ al-Qharqad. Kemudian Nabi Muhammad mendatanginya lalu duduk dan Barra’ (beserta Sahabat lainnya) ikut duduk dengan khidmat seakan-akan ada burung yang hinggap di atas kepala sembari menunggu liang lahat digali.
Setelah penguburan siap, Nabi Muhammad berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur” sebanyak tiga kali; lalu Nabi Muhammad berkata lagi, “Sesungguhnya seorang hamba yang beriman ketika telah waktunya menghadap ke akhirat dan meninggalkan dunia, maka para malaikat dengan wajah yang bersinar seperti sinar matahari akan turun untuk menemuinya. Para malaikat tersebut membawa kain kafan dan parfum dari surga, kemudian sejauh mata memandang (saking banyaknya), mereka duduk di sekitar hamba tersebut.
Setelah itu, Malaikat Maut turun dan mengambil posisi di arah kepala orang beriman tersebut, sembari berkata ‘Wahai jiwa yang mulia, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridho-Nya’. Ruh tersebut keluar dengan mudah dari tubuhnya layaknya air yang mengalir dari mulut sebuah kendil, kemudian ruh tersebut diambil oleh malaikat maut dan dalam waktu sekejap diserahkan kepada para malaikat dengan wajah bersinar untuk dibungkus dengan kafan dan parfum dari surga.
Saat itulah, tercium bau paling harum yang pernah ada di muka bumi. Ruh dengan kafan dan parfum dari surga tersebut diangkat ke langit dan setiap melewati golongan malaikat akan muncul pertanyaan ‘Nyawa siapakah yang amat mulia tersebut?’, lalu dijawab bahwa ini adalah ruh Fulan bin Fulan sesuai dengan nama terbaik yang digunakan di dunia.
Sesampainya di langit dunia, para malaikat pengantar meminta izin untuk memasukinya dan diberikan izin. Seluruh malaikat yang ada di langit tersebut ikut mengantarkannya menuju lapisan langit berikutnya hingga sampai di langit yang paling tinggi, lalu Allah berkata ‘Tulislah nama hambaku ini di ‘Illiyyin, lalu kembalikan ia ke bumi (jasad-nya). Sebab dari-nya (bumi) Aku ciptakan mereka (manusia), pada-nya Aku kembalikan mereka, dan dari-nya akan Kubangkitkan mereka’.
Ruh mulia tersebut dikembalikan lagi ke tubuhnya di bumi yang disusul dengan kedatangan dua malaikat yang memerintahkan ruh tersebut untuk duduk. Dua malaikat tersebut memberikan pertanyaan-pertanyaan (mulai dari ‘Siapa Tuhanmu? Dan sebagainya’) dan mampu dijawab dengan benar semuanya. Tetiba terdengan suara dari langit yang berseru ‘Hamba-Ku benar! Hamparkanlah surga untuknya, pakaikan pakaian dari surga untuknya, dan bukakan pintu ke arah surga!’ Kemudian berhembus angin yang segar dengan aroma surgawi serta kuburnya diluaskan sepanjang mata memandang.
Kala itu, datang seorang pemuda asing dengan wajah terlampau tampan yang mengenakan pakaian indah dan beraroma harum. Pemuda itu berkata, ‘Bergembiralah, sebab hari ini adalah hari yang telah dijanjikan kepadamu’. Sang mu’min bertanya, ‘Siapakah Engkau? Wajahmu melambangkan kebaikan’. Dijawab oleh pemuda, ‘Aku adalah amal salehmu’. Sang mu’min pun berdoa, ‘Wahai Tuhanku, segeralah datangkan kiamat agar Aku bisa segera berjumpa dengan keluargaku dan hartaku’”…. (perkataan Nabi Muhammad selanjutnya menceritakan tentang ruh orang kafir).
Hadis ini menunjukkan bahwa ruh akan kembali lagi ke jasad (tubuh) untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, tetapi Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab ar-Ruh menyebutkan bahwa pengembalian ruh bukan kategori pengembalian yang sempurna. Pengembalian ruh secara sempurna akan terjadi pada hari kiamat. (AN)
Wallahu A’lam.
Sumber : islami.co
Saat malaikat memberi pertanyaan kubur, apakah ruh kembali masuk ke jasad?
Kedatangan malaikat Izrail untuk mencabut nyawa (ruh) merupakan simbol kematian. Tak heran hampir kebanyakan orang mengimajinasikan Malaikat Izrail sebagai malaikat yang ‘menyeramkan’, sebab kebanyakan orang takut mengalami kematian (terbukti dengan doa yang dipanjatkan adalah meminta diberi umur yang panjang).
Manusia akan mengalami kematian saat ruh terpisah dari jasad/badan melalui cabutan malaikat Izrail atas perintah Allah. Lalu, jika ruh telah terpisah dari tubuh, maka apakah ruh akan kembali ke badan ketika malaikat Munkar dan Nakir memberikan ‘pertanyaan kubur’?
Ada dua pendapat mengenai pertanyaan ini. Pendapat pertama menyatakan bahwa ruh tidak mungkin kembali ke tubuh (jasad) sebelum hari kiamat. Pendapat ini disampaikan oleh Abu Muhammad bin Hazm (seorang Ulama’ dari Spanyol dan masyhur dengan sebutan Ibn Hazm) di dalam Kitab al-Milal wa an-Nahl. Dalil yang dipegang oleh Muhammad bin Hazm adalah ketiadaan mayat yang bisa hidup di dalam kubur.
Pendapat pertama tersebut ditentang oleh pendapat kedua yang menyatakan bahwa ruh kembali tubuh (jasad) untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Pendapat ini dipegang oleh Ahlus Sunnah dengan dalil hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Abu ‘Awanah al-Isfiroiny dalam kitab sahihnya sekaligus hadis ini disahihkan oleh Imam Hakim:
Dari Barra’ bin ‘Azib, diceritakan bahwa suatu hari Barro’ mengantarkan jenazah Sahabat Nabi Muhammad di pekuburan Baqi’ al-Qharqad. Kemudian Nabi Muhammad mendatanginya lalu duduk dan Barra’ (beserta Sahabat lainnya) ikut duduk dengan khidmat seakan-akan ada burung yang hinggap di atas kepala sembari menunggu liang lahat digali.
Setelah penguburan siap, Nabi Muhammad berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur” sebanyak tiga kali; lalu Nabi Muhammad berkata lagi, “Sesungguhnya seorang hamba yang beriman ketika telah waktunya menghadap ke akhirat dan meninggalkan dunia, maka para malaikat dengan wajah yang bersinar seperti sinar matahari akan turun untuk menemuinya. Para malaikat tersebut membawa kain kafan dan parfum dari surga, kemudian sejauh mata memandang (saking banyaknya), mereka duduk di sekitar hamba tersebut.
Setelah itu, Malaikat Maut turun dan mengambil posisi di arah kepala orang beriman tersebut, sembari berkata ‘Wahai jiwa yang mulia, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridho-Nya’. Ruh tersebut keluar dengan mudah dari tubuhnya layaknya air yang mengalir dari mulut sebuah kendil, kemudian ruh tersebut diambil oleh malaikat maut dan dalam waktu sekejap diserahkan kepada para malaikat dengan wajah bersinar untuk dibungkus dengan kafan dan parfum dari surga.
Saat itulah, tercium bau paling harum yang pernah ada di muka bumi. Ruh dengan kafan dan parfum dari surga tersebut diangkat ke langit dan setiap melewati golongan malaikat akan muncul pertanyaan ‘Nyawa siapakah yang amat mulia tersebut?’, lalu dijawab bahwa ini adalah ruh Fulan bin Fulan sesuai dengan nama terbaik yang digunakan di dunia.
Sesampainya di langit dunia, para malaikat pengantar meminta izin untuk memasukinya dan diberikan izin. Seluruh malaikat yang ada di langit tersebut ikut mengantarkannya menuju lapisan langit berikutnya hingga sampai di langit yang paling tinggi, lalu Allah berkata ‘Tulislah nama hambaku ini di ‘Illiyyin, lalu kembalikan ia ke bumi (jasad-nya). Sebab dari-nya (bumi) Aku ciptakan mereka (manusia), pada-nya Aku kembalikan mereka, dan dari-nya akan Kubangkitkan mereka’.
Ruh mulia tersebut dikembalikan lagi ke tubuhnya di bumi yang disusul dengan kedatangan dua malaikat yang memerintahkan ruh tersebut untuk duduk. Dua malaikat tersebut memberikan pertanyaan-pertanyaan (mulai dari ‘Siapa Tuhanmu? Dan sebagainya’) dan mampu dijawab dengan benar semuanya. Tetiba terdengan suara dari langit yang berseru ‘Hamba-Ku benar! Hamparkanlah surga untuknya, pakaikan pakaian dari surga untuknya, dan bukakan pintu ke arah surga!’ Kemudian berhembus angin yang segar dengan aroma surgawi serta kuburnya diluaskan sepanjang mata memandang.
Kala itu, datang seorang pemuda asing dengan wajah terlampau tampan yang mengenakan pakaian indah dan beraroma harum. Pemuda itu berkata, ‘Bergembiralah, sebab hari ini adalah hari yang telah dijanjikan kepadamu’. Sang mu’min bertanya, ‘Siapakah Engkau? Wajahmu melambangkan kebaikan’. Dijawab oleh pemuda, ‘Aku adalah amal salehmu’. Sang mu’min pun berdoa, ‘Wahai Tuhanku, segeralah datangkan kiamat agar Aku bisa segera berjumpa dengan keluargaku dan hartaku’”…. (perkataan Nabi Muhammad selanjutnya menceritakan tentang ruh orang kafir).
Hadis ini menunjukkan bahwa ruh akan kembali lagi ke jasad (tubuh) untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, tetapi Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab ar-Ruh menyebutkan bahwa pengembalian ruh bukan kategori pengembalian yang sempurna. Pengembalian ruh secara sempurna akan terjadi pada hari kiamat. (AN)
Wallahu A’lam.
Sumber : islami.co